Kepedulian masyarakat Indonesia terhadap kesehatan gigi dan mulut sangat rendah. Data Riset Kesehatan Dasar 2007 oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan bahwa 72.1% dari penduduk Indonesia mempunyai pengalaman gigi berlubang. Hal ini tentu saja sangat memprihatinkan sebab penyakit gigi berlubang akan berdampak pada menurunnya produktifitas kerja.
Selain menyebabkan terjadinya kerusakan pada struktur gigi, karies dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti nyeri, gigi tanggal, infeksi, dan berbagai jenis penyakit yang lainnya. Demikian diungkapkan oleh drg.Armasastra Bahar,Ph.D, dari Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat dan Kedokteran Gigi Pencegahan (IKGM-P) Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.
Penyebab
Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. Dalam mulut kita terdapat banyak bakteri. Bakteri ini dapat mengubah makanan, terutama gula, menjadi asam. Kolaborasi antara bakteri, asam, sisa makanan, dan ludah akan membentuk plak yang melekat pada permukaan gigi. Lapisan Plak terbentuk 20 menit setelah makan. Zat asam dalam plak ini menyebabkan jaringan keras gigi larut dan terjadilah karies. Karies ditandai dengan adanya lubang pada jaringan keras gigi, dapat berwarna coklat atau hitam. Gigi berlubang biasanya tidak terasa sakit sampai lubang tersebut bertambah besar dan mengenai persyarafan dari gigi tersebut. Pada karies yang cukup dalam, biasanya keluhan yang sering dirasakan pasien adalah rasa ngilu bila gigi terkena rangsang panas, dingin, atau manis.
Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. Dalam mulut kita terdapat banyak bakteri. Bakteri ini dapat mengubah makanan, terutama gula, menjadi asam. Kolaborasi antara bakteri, asam, sisa makanan, dan ludah akan membentuk plak yang melekat pada permukaan gigi. Lapisan Plak terbentuk 20 menit setelah makan. Zat asam dalam plak ini menyebabkan jaringan keras gigi larut dan terjadilah karies. Karies ditandai dengan adanya lubang pada jaringan keras gigi, dapat berwarna coklat atau hitam. Gigi berlubang biasanya tidak terasa sakit sampai lubang tersebut bertambah besar dan mengenai persyarafan dari gigi tersebut. Pada karies yang cukup dalam, biasanya keluhan yang sering dirasakan pasien adalah rasa ngilu bila gigi terkena rangsang panas, dingin, atau manis.
Bila dibiarkan, karies akan bertambah besar dan dapat mencapai kamar pulpa, yaitu rongga dalam gigi yang berisi jaringan syaraf dan pembuluh darah. Bila sudah mencapai kamar pulpa, akan terjadi proses peradangan yang menyebabkan rasa sakit yang berdenyut. Lama kelamaan, infeksi bakteri dapat menyebabkan kematian jaringan dalam kamar pulpa dan infeksi dapat menjalar ke jaringan tulang penyangga gigi.
Kuman yang mengingeksi pulpa, jika dibiarkan, akan masuk ke aliran darah dan menyerang organ-organ yang lemah sehingga menyebabkan timbulnya penyakit-penyakit lain seperti ginjal, jantung, kulit dan masih banyak lainnya.
Perawatan Sejak Dini
Untuk mengatasi persoalan karies gigi ini, Armasastra menganjurkan perlunya perawatan gigi sejak usia dini. Perawatan ini sangat penting dengan melihat fakta banyaknya penyakit gigi berlubang pada anak-anak. Data dari www.pdgi-online.com menyebutkan bahwa Sebanyak 89% anak Indonesia di bawah 12 tahun menderita penyakit gigi dan mulut. Di Jakarta, 90% anak mengalami masalah gigi berlubang dan 80% menderita penyakit gusi.
Untuk mengatasi persoalan karies gigi ini, Armasastra menganjurkan perlunya perawatan gigi sejak usia dini. Perawatan ini sangat penting dengan melihat fakta banyaknya penyakit gigi berlubang pada anak-anak. Data dari www.pdgi-online.com menyebutkan bahwa Sebanyak 89% anak Indonesia di bawah 12 tahun menderita penyakit gigi dan mulut. Di Jakarta, 90% anak mengalami masalah gigi berlubang dan 80% menderita penyakit gusi.
“Karies gigi berpengaruh besar terhadap proses tumbuh kembang anak. Penyakit ini dapat menimbulkan kekurangan gizi. Rasa sakit pada gigi dan mulut akan menurunkan selera makan anak. Dampak lainnya adalah kemampuan belajar dan konsentrasi mereka pun turun sehingga akan berpengaruh pada prestasi belajar,” ujar Armasastra.
Perawatan gigi sejak dini dilakukan dengan membiasakan diri menggosok gigi memakai pasta gigi minimal 2 kali sehari yakni pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Penelitian menyebutkan bahwa dengan menyikat gigi pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur dapat mencegah gigi berlubang hingga 50% pada anak-anak dibandingkan dengan menyikat gigi 1 kali (Pine et al. Int Dent J 2000;50:312-323)
Pasta gigi yang dipakai saat menggosok gigi dianjurkan yang mengandung kalsium dan fluoride. Kurangnya kalsium pada gigi menyebabkan terjadinya kerusakan pada gigi. Sementara flouride merupakan salah satu bahan pembentuk email gigi yang dapat mencegah pembusukan pada gigi.
Jadi, karies sebenarnya bisa dicegah dengan menggosok gigi secara teratur. Kebiasaan menggosok gigi secara teratur ini akan membuat anak-anak terbebas dari ancaman karies gigi yang merugikan tumbuh kembang mereka.
0 komentar:
Posting Komentar