Selamat datang di "dental Preventive Care" Terimakasih telah berkenan mengunjungi kami di www.kesgigi.blogspot.com. Semoga kami bisa memberikan yang terbaik untuk Anda

Jumat, 18 Maret 2011

Lubang Gigi (Caries)

Posted by Yulkhaidir, SKM On 22.44

Gigi yang berlubang bukanlah disebabkan ulat seperti anggapan orang pada zaman dahulu. Teori ini bertahan hingga tahun 1700-an hingga Willoughby Miller seorang dokter gigi Amerika yang bekerja di Universitas Berlin menemukan penyebab pembusukan gigi. Ia menemukan bahwa lubang gigi disebabkan oleh pertemuan antara bakteri dan gula. Bakteri akan mengubah gula dari sisa makanan menjadi asam yang menyebabkan lingkungan gigi menjadi asam (lingkungan alami gigi seharusnya adalah basa) dan asam inilah yang akhirnya membuat lubang kecil pada email gigi.

Saat lubang terjadi pada email gigi, kita belum merasakan sakit gigi. Tetapi, lubang kecil pada email selanjutnya dapat menjadi celah sisa makanan dan adanya bakteri akan membuat lubang semakin besar yang melubangi dentin. Pada saat ini kita akan merasakan linu pada gigi saat makan. Bila dibiarkan, lubang akan sampai pada lubang saraf sehingga kita akan mulai merasakan sakit gigi. Proses ini tidak akan berhenti sampai akhirnya gigi menjadi habis dan hanya tersisa akar gigi.
Sakit gigi tidak dapat dipandang sebelah mata seperti anggapan beberapa orang, karena bila didiamkan, dapat membuat gigi menjadi bengkak dan meradang. Selain itu gigi berlubang dapat menjadi sarana saluran masuknya kuman penyakit menuju saluran darah yang dapat menyebabkan penyakit ginjal, paru-paru, jantung maupun penyakit lainnya.
Agar tidak semakin bertambah parah, maka bila Anda memiliki gigi berlubang sebaiknya Anda segera mengunjungi dokter gigi untuk mengobatinya. Walaupun banyak orang tidak suka pergi ke dokter gigi dengan alasan tidak peduli dengan keadaan gigi, khawatir biayanya mahal, takut atau malu diejek karena gigi yang rusak, namun pergi ke dokter gigi adalah solusi terbaik untuk mengatasi sakit gigi. Gigi berlubang tidak dapat sembuh dengan sendirinya. Walaupun, mungkin setelah menderita sakit gigi, rasa sakitnya dapat hilang tetapi tidak memperbaiki keadaan gigi. Gigi akan tetap berlubang, bahkan lubangnya akan terus semakin membesar.

Mengatasi Rasa Takut ke Dokter Gigi

Jika Anda merasa takut saat dokter gigi menangani gigi Anda, silahkan beritahukan ke dokter Anda. Ia tentu senang membantu Anda mengatasinya. Anda bisa memberitahunya bahwa Anda akan memberi isyarat dengan tangan bahwa Anda takut atau merasa sakit saat ia sedang menangani gigi Anda. Banyak pasien mendapati bahwa hal tersebut membuat mereka lebih tenang.
Selain itu kebanyakan dokter gigi sering mengajak bicara pasiennya saat menangani gigi pasien. Hal ini bertujuan menenangkan hati pasien tersebut.
Ingatlah bahwa gigi yang sehat menunjang kesehatan tubuh. Jika Anda segera memperbaiki gigi Anda yang berlubang, hal ini akan menghindari problem dan perawatan yang mahal di kemudian hari.

Menambal Gigi dan Cabut Gigi

Langkah yang umumnya akan diambil dokter gigi adalah menambal gigi yang rusak, bila lubangnya belum terlalu besar. Tetapi, bila kita merasakan sakit gigi, proses penambalan tidak dapat langsung dilakukan karena dengan demikian gas dalam gigi tidak dapat keluar. Dokter akan memberikan obat penghilang rasa sakit atau akan mematikan saraf gigi agar kita tidak tersiksa dengan rasa sakitnya. Pada kunjungan selanjutnya barulah gigi akan dibersihkan dan ditambal sementara, penambalan secara permanen dilakukan pada kunjungan berikutnya lagi.
Bila lubang terlalu besar dan tidak memungkinkan untuk ditambal, berarti gigi harus dicabut. Sama seperti proses penambalan gigi, maka gigi juga tidak dapat langsung dicabut saat gigi masih terasa sakit. Hal ini disebabkan saat kita merasakan sakit gigi, maka obat anestesi (obat kebal agar tidak terasa sakit saat gigi dicabut) tidak dapat menembus akar gigi, sehingga saat dicabut akan menyebabkan sakit yang luar biasa. Proses pencabutan gigi baru bisa dilakukan saat gigi sudah tidak terasa sakit dan untuk menghilangkan rasa sakit dokter akan mematikan saraf gigi.
Mencegah Gigi Berlubang

Untuk mencegah terjadinya lubang pada gigi, Anda dapat melakukan langkah-langkah berikut:
Memeriksa gigi secara rutin

Kunjungi dokter gigi setiap 6 bulan sekali walaupun Anda tidak merasakan sakit gigi. Hal ini diperlukan agar dokter dapat mendeteksi lubang kecil yang terjadi pada gigi dan dapat ditangani segera agar lubang tidak semakin besar. Dapat juga dideteksi bagian gigi yang tidak rata atau berlekuk yang dapat menyebabkan gigi sulit dibersihkan.

Menyikat gigi secara teratur dan pada waktu yang tepat

Pagi hari setelah sarapan dan malam sebelum tidur adalah waktu yang tepat untuk menyikat gigi. Air liur tidak banyak keluar pada waktu kita tidur, sehingga gigi akan rusak bila Anda membiarkan sisa makanan pada gigi tanpa menyikatnya. Air liur berguna untuk memlinfungi gigi dari bakteri penyebab gigi berlubang.

Menyikat gigi dengan cara yang benar

Walau menyikat gigi telah dilakukan secara teratur namun bila dilakukan dengan cara yang tidak benar, tentu hasilnya tidak akan maksimal. Cara yang benar adalah dengan menyikat ke arah bawah untuk gigi depan

Karang Gigi

Posted by Yulkhaidir, SKM On 22.43

Sudah kenal dengan kalkulus?


Ini bukanlah metode menghitung dalam pelajaran matematika.Kalkulus itu adalah kotoran gigi geligi yang melekat pada permukaan gigi yang bisa mengakibatkan kesehatan gigi dan mulut anda terganggu yang biasa kita kenal dengan nama ‘karang gigi’ .


Berikut akibat buruk dengan adanya karang gigi atau kalkulus:
  1. Dengan adanya kalkulus, maka akumulasi bakteri akan lebih stabil pada mulut, akibatnya bakteri atau kuman tersebut memproduksi asam yang bisa mengakibatkan kerusakan email gigi (gigi berlubang). Proses kerusakan akibat kuman tersebut akan destruktif hingga menyerang pembuluh saraf gigi, dan setelah demikian maka gigi akan timbul rasa ngilu hingga rasa sakit yang tak terkirakan.
  2. Dengan adanya kalkulus pada gigi, maka bisa dipastikan bau mulut akan menjadi langganan anda setiap saat. Walau setiap saat menyikatnya, tetap saja akan mengakibatkan bau mulut, karena toksin-toksin produk bakteri dan viskositas saliva yang tak normal menjelma menjadi bau yang sangat tak sedap. Bahkan bagi anda sendiri.
  3. Dengan adanya kalkulus maka akan dapat menimbulkan penyakit gusi, dimana ditandai dengan adanya warna kemerahan pada gusi,mudah berdarah jika sikat gigi. penyakit ini biasa disebut sebagai GMK (gingivitis Marginalis kronis).
  4. Dengan adanya kalkulus gigi, maka anda jangan heran suatu ketika anda akan merasakan gigi geligi anda terasa goyang, karena penumpukan karang gigi yang berlebihan akan mendorong gusi turun dan merusak perlekatan anatomisnya sehingga gigi tidak tertanam pada rahang secara kuat dan normal.
  5. Dengan adanya kalkulus gigi, jika kerusakan yang ditimbulkan oleh akumulasi toksin dan produk asam bersifat masif di dalam mulut, maka yang paling ekstrim yang bisa terjadi adalah adanya penyakit yang merusak gigi dan tulang rahang secara keseluruhan. Biasanya di tandai dengan destruksi tulang dan gigi geligi goyang dan menjadi jarang. Inilah yang biasa di sebut sebagai penyakit SPP (slowly Progressif Periodontitis) atau RPP (rapidly progressif periodontitis).

Dua-duanya akan mengakibatkan kerusakan gigi dan bau mulut serta oklusi yang fatal. Dari sini dapat kita simpulkan betapa penting bagi kita untuk membersihkan kalkulus gigi tersebut dari mulut kita semua.

Perawatan pembersihan karang gigi biasanya di sebut dengan scaling, teknologi perawatan kedokteran gigi modern sudah menyediakan berbagai macam jenis alat yang canggih. Salah satunya adalah dengan adanya scaler elektrik. Metode scaling dengan mesin elektrik. Tepat guna dan tak ada resiko. oleh karena itu, masihkah anda ingin membiarkan karang gigi itu menumpuk di dalam mulut anda? rawatlah minimal 6 bulan sekali, atau menurut kualitas oral hygine anda.

Semoga pengetahuan sederhana ini bermamfaat.
Salam sehat selalu

Cegah Karies Gigi Pada Anak Sejak Dini

Posted by Yulkhaidir, SKM On 22.31

Karies GigiKepedulian masyarakat Indonesia terhadap kesehatan gigi dan mulut sangat rendah. Data Riset Kesehatan Dasar 2007 oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan bahwa 72.1% dari penduduk Indonesia mempunyai pengalaman gigi berlubang. Hal ini tentu saja sangat memprihatinkan sebab penyakit gigi berlubang akan berdampak pada menurunnya produktifitas kerja.

Karies Gigi
Selain menyebabkan terjadinya kerusakan pada struktur gigi, karies dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti nyeri, gigi tanggal, infeksi, dan berbagai jenis penyakit yang lainnya. Demikian diungkapkan oleh drg.Armasastra Bahar,Ph.D, dari Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat dan Kedokteran Gigi Pencegahan (IKGM-P) Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.
 
Penyebab
Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. Dalam mulut kita terdapat banyak bakteri. Bakteri ini dapat mengubah makanan, terutama gula, menjadi asam. Kolaborasi antara bakteri, asam, sisa makanan, dan ludah akan membentuk plak yang melekat pada permukaan gigi. Lapisan Plak terbentuk 20 menit setelah makan. Zat asam dalam plak ini menyebabkan jaringan keras gigi larut dan terjadilah karies. Karies ditandai dengan adanya lubang pada jaringan keras gigi, dapat berwarna coklat atau hitam. Gigi berlubang biasanya tidak terasa sakit sampai lubang tersebut bertambah besar dan mengenai persyarafan dari gigi tersebut. Pada karies yang cukup dalam, biasanya keluhan yang sering dirasakan pasien adalah rasa ngilu bila gigi terkena rangsang panas, dingin, atau manis.

Bila dibiarkan, karies akan bertambah besar dan dapat mencapai kamar pulpa, yaitu rongga dalam gigi yang berisi jaringan syaraf dan pembuluh darah. Bila sudah mencapai kamar pulpa, akan terjadi proses peradangan yang menyebabkan rasa sakit yang berdenyut. Lama kelamaan, infeksi bakteri dapat menyebabkan kematian jaringan dalam kamar pulpa dan infeksi dapat menjalar ke jaringan tulang penyangga gigi.
Kuman yang mengingeksi pulpa, jika dibiarkan, akan masuk ke aliran darah dan menyerang organ-organ yang lemah sehingga menyebabkan timbulnya penyakit-penyakit lain seperti ginjal, jantung, kulit dan masih banyak lainnya.
 
Perawatan Sejak Dini
Untuk mengatasi persoalan karies gigi ini, Armasastra menganjurkan perlunya perawatan gigi sejak usia dini. Perawatan ini sangat penting dengan melihat fakta banyaknya penyakit gigi berlubang pada anak-anak. Data dari www.pdgi-online.com menyebutkan bahwa Sebanyak 89% anak Indonesia di bawah 12 tahun menderita penyakit gigi dan mulut. Di Jakarta, 90% anak mengalami masalah gigi berlubang dan 80% menderita penyakit gusi.

“Karies gigi berpengaruh besar terhadap proses tumbuh kembang anak. Penyakit ini dapat menimbulkan kekurangan gizi. Rasa sakit pada gigi dan mulut akan menurunkan selera makan anak. Dampak lainnya adalah kemampuan belajar dan konsentrasi mereka pun turun sehingga akan berpengaruh pada prestasi belajar,” ujar Armasastra.
Perawatan gigi sejak dini dilakukan dengan membiasakan diri menggosok gigi memakai pasta gigi minimal 2 kali sehari yakni pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Penelitian menyebutkan bahwa dengan menyikat gigi pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur dapat mencegah gigi berlubang hingga 50% pada anak-anak dibandingkan dengan menyikat gigi 1 kali (Pine et al. Int Dent J 2000;50:312-323)

Pasta gigi yang dipakai saat menggosok gigi dianjurkan yang mengandung kalsium dan fluoride. Kurangnya kalsium pada gigi menyebabkan terjadinya kerusakan pada gigi. Sementara flouride merupakan salah satu bahan pembentuk email gigi yang dapat mencegah pembusukan pada gigi.

Jadi, karies sebenarnya bisa dicegah dengan menggosok gigi secara teratur. Kebiasaan menggosok gigi secara teratur ini akan membuat anak-anak terbebas dari ancaman karies gigi yang merugikan tumbuh kembang mereka.

Cara Mencegah Plak Gigi

Posted by Yulkhaidir, SKM On 06.41


Bagaimana cara efektif mengangkat plak? Berikut cara membuang plak berdasarkan studi terbaru yang bisa membantu Anda menjaga mulut bebas dari plak dan gigi berlubang.

Dokter gigi menganjurkan Anda mengangkat plak yang mengandung bakteri dari gigi setiap tiga hingga enam bulan sekali. Bakteri yang hidup dalam plak, menurut dokter, melepaskan asam yang memperlemah email gigi dan meningkatkan risiko kerusakan gigi. Selain itu, bakteri dam asam yang dilepaskan juga meningkatkan risiko peradangan gusi.

Permen karet
Mengunyah permen karet yang mengandung Xylitol atau sorbitol (pengganti gula), mempunyai efek pengurang plak. Xylitol tidak bisa digunakan oleh bakteri, sehingga membuat bakteri tersebut kelaparan. Begitu bakteri mati, kerusakan gigi juga akan berkurang.

Sebuah studi yang dipublikasikan di Journal Of Dental Education, seperti dikutip situs dailymail.co.uk, menemukan, mengunyah permen karet Xylitol sekali sehari selama empat minggu menyebabkan pengurangan plak dalam jumlah besar. Studi dari Harvard School of Dental Medicine juga menemukan, mengunyah permen karet ini secara teratur mengurangi kerusakan gigi sebanyak 30 hingga 60 persen.

Pasta gigi
Pilihlah pasta gigi mengandung komponen pencegah plak. Colgate Total misalnya, mengandung substansi antibakteri bernama triclosan yang diklaim bisa mengurangi plak dan tetap aktif dalam mulut selama 12 jam setelah penggunaan.

Sementara itu, pasta gigi Arm & Hammer's Brilliant Sparkle Gel mengandung formula pemecah plak yang berfungsi mencegah lapisan plak menempel di permukaan gigi. Dalam percobaan yang dilakukan di University Park Research Centre, Indiana, pasta gigi ini mengangkat plak 88 persen lebih banyak dibandingkan produk kompetitor lainnya.

Polifenol
Teh hijau, anggur merah dan jus cranberry mengandung substansi yang dikenal dengan polifenol. Komponen ini mengurangi pembentukan plak dan mencegah bakteri penyebab gigi berlubang menempel di gigi.

Percobaan yang dilakukan di University of Rochester Medical Centre, Amerika serikat, menemukan bahwa minuman seperti jus cranberry bisa membantu mengangkat bakteri penyebab gigi berlubang 50 persen lebih banyak. Selain itu, polifenol juga membantu mencegah bakteri memproduksi asam yang memecah lapisan email gigi.

Dalam studi lain, peneliti dari University of Tohoku, Jepang, menganalisis kesehatan gigi dan diet dari 250.000 partisipan. Peneliti menemukan, satu cangkir teh hijau saja sehari bisa meningkatkan kesehatan gigi dan menurunkan risiko gigi tanggal sebanyak 20 persen.

Minyak zaitun
Cobalah membatasi pembentukan plak dan menguatkan gigi dengan menambahkan minyak zaitun ke dalam salad atau masakan Anda.

Peneliti dari University of Madrid mempelajari kandungan antirongga dari minyak zaitun setelah menemukan bahwa penduduk kota penghasil minyak zaitun mempunyai angka kerusakan gigi dan penyakit gusi yang jauh lebih rendah. Peneliti menemukan, minyak zaitun mengandung oleuropein, komponen antibakteri yang mencegah bakteri 'gram negative' menempel di gigi. Bakteri 'gram negative' merupakan pemicu penyakit gusi dan penurunan kepadatan tulang.

Selain itu, minyak zaitun melapisi gigi dengan molekul-molekul lemak sehingga mencegah pembentukan plak. Diet sumber lemak dan minyak lainnya juga membantu menetralkan asam yang diproduksi bakteri dalam plak.
Terry Sie is offline